Biografi dan Sejarah
Wali Songo Beserta Peninggalannya
Sunan Gresik
Nama
asli :
Syekh Maulana Malik Ibrahim
Nama julukan :
Ibrahim Asmarakandi
Daerah penyebaran Islam :
Gresik
Peninggalan
dan Hasil Karya
Kesenian
:
Tembang Suluk, Gundul-gundul pacul,dll
Pendidikan : Pondok Pesantren di Leran, Gresik
Sunan Gresik merupakan salah satu nama-nama
Wali Songo. Nama asli Sunan Gresik adalah Maulana Malik Ibrahim. Sunan Gresik
dianggap sebagai yang pertama kali menyebarkan agama Islam di tanah Jawa.
Sejarah Sunan Gresik menimbulkan pertanyaan,
namun diperkirakan beliau adalah keturunan dari wilayah Arab Maghrib di Afrika
Utara. Diperkirakan juga bahwa Sunan Maulanan Malik Ibrahim lahir di Samarkand,
Asia Tengah pada awal abad 14. Namun ada juga versi yang menyebutnya berasal
dari Persia.
Silsilah Sunan Maulana Malik Ibrahim dianggap
sebagai keturunan Nabi Muhammad SAW. Di antara anggota Wali Songo lain, bisa
dikatakan bahwa Sunan Maulana Malik Ibrahim adalah yang paling senior.
Dakwah Sunan Gresik dilakukan pada akhir masa
kerajaan Majapahit. Pertama kali beliau mendirikan masjid di desa Pasucinan,
Manyar dekat kota Gresik. Beliau berdakwah dengan mendekati masyarakat dengan
ramah tamah dan mengajarkan bercock tanam hingga membuat rakyat tertarik akan
agama Islam.
Setelahnya, Sunan Gresik juga banyak
mendirikan pondok pesantren. Usai selesai berdakwah, Sunan Maulana Malik
Ibrahim wafat pada tahun 1419 di Leran, Manyar dekat kota Gresik. Kini makam
Sunan Gresik terdapat di desa Gapura, Gresik, Jawa Timur.
Sunan Ampel
Nama
asli :
Raden Rahmat
Nama julukan :
Sayyid Ahmad Rahmatillah
Daerah penyebaran Islam :
Demak dan Surabaya
Peninggalan
dan Hasil Karya :Rancangan Kerajaan Islam
Demak
Sunan Ampel adalah salah satu nama Wali Songo.
Nama asli Sunan Ampel adalah Raden Rahmat. Beliau adalah anak dari Sunan Gresik
dan Dewi Condro Wulan. Sunan Ampel berdakwah Islam di daerah Surabaya.
Beliau diperkirakan merupakan keturunan ke-19
dari Nabi Muhammad SAW. Sunan Ampel lahir di Champa pada tahun 1401. Daerah
Champa diperkirakan merupakan wilayah di Kamboja, namun ada juga pendapat lain
yang menyebut Champa ada di Aceh.
Sunan Ampel berdakwah dengan metode yang unik.
Salah satu ajarannya yang terkenal adalah Moh Limo, yakni Moh Main (tidak main
judi), Moh Ngombe (tidak minum minuman keras), Moh Maling (tidak mencuri), Moh
Madat (tidak mengkonsumsi narkoba) dan Moh Madon (tidak berzina).
Beliau sempat mendirikan Masjid Agung Demak.
Setelahnya, Sunan Ampel diperkirakan wafat pada tahun 1481 di kota Demak. Ia
kemudian dimakamkan di sebelah Masjid Ampel di kota Surabaya.
Sunan Bonang
Nama
asli :
Raden Makhdum Ibrahim
Nama julukan :
–
Daerah penyebaran Islam :
Tuban
Peninggalan
dan Hasil Karya : Gending, tembang tombo
ati dan suluk
Sunan Bonang adalah salah satu Wali Songo.
Nama asli Sunan Bonang adalah Maulana Makhdum Ibrahim. Beliau adalah putra dari
Sunan Ampel dan Nyai Ageng Manila. Sunan Bonang merupakan keturunan ke-23 Nabi
Muhammad SAW.
Sunan Bonang sempat mempelajari agama hingga
ke Malaka di daerah Pasai. Ia menimbu ilmu dari Sunan Giri dan mempelajari
metode dakwah yang menarik. Beliau kemudian pulang ke Tuban dan memutuskan
untuk berdakwah di sana.
Metode dakwah Sunan Bonang banyak menggunakan
seni dan musik. Ia diklaim sebagai pemrakarsa tembang Wijil dan Tombo Ati yang
menarik masyarakat terhadap agama Islam. Kesenian lain yang ia pelajari adalah
gamelan, rebab dan bonang, sesuai dengan namanya.
Sunan Bonang diperkirakan wafat pada tahun
1525. Beliau kemudian dimakamkan di daerah Tuban, provinsi Jawa Timur.
Sunan Drajat
Nama
asli :
Raden Qasim
Nama julukan :
Raden Syarifudin
Daerah penyebaran Islam :
Drajat, Kecamatan Paciran, Lamongan
Peninggalan
dan Hasil Karya : Tembang Pangkur dan
gamelan Singomengkok
Nama Wali Songo berikutnya adalah Sunan Drajat.
Nama asli Sunan Drajat adalah Raden Qasim dan sempat mendapat gelar Raden
Syarifudin. Ia adalah putra dari Sunan Ampel serta saudara dari Sunan Bonang
serta menjadi keturunan ke-23 Rasulullah SAW.
Sunan Drajat sempat mencari ilmu agama pada
Sunan Muria. Setelahnya barulah beliau kembali ke daerah Gresik di desa Jelog,
pesisir Banjarwati, Lamongan. Ia kemudian mendirikan pesantren di desa Drajat,
kecamatan Paciran, Lamongan.
Sunan Drajat dikenal karena kegiatan sosialnya
dan mempelopori penyantunan pada anak yatim dan orang sakit. Dakwahnya
menekankan perilaku dermawan, kerja keras dan amalan Islam lainnya. Beliau juga
mendakwahkan ajaran agama melalui suluk.
Sunan Drajat kemudian diperkirakan wafat pada
tahun 1522. Beliau dimakamkan di desa Drajat, kecamatan Paciran, Lamongan
dengan pesantren yang didirikannya.
Sunan Kudus
Nama
asli :
Syekh Ja’far Shadiq
Nama julukan :
–
Daerah penyebaran Islam :
Kudus
Peninggalan
dan Hasil Karya : Cerita agama
Maskumambang dan Mijil
Nama Wali Songo berikutnya adalah Sunan Kudus.
Nama asli Sunan Kudus adalah Ja’far Shadiq. Beliau adalah cucu Sunan Ampel dan
putra dari Sunan Ngundung bersama Syarifah Ruhil. Sunan Kudus merupakan
keturunan ke-24 dari Nabi Muhammad SAW.
Beliau lahir pada 9 September 1400. Sunan
Kudus giat dalam mempelajari ilmu agama, bahkan pernah belajar sampai ke kota
Al-Quds, Yerusalam, Palestina. Setelahnya Sunan Kudus kembali ke Indonesia dan
mendirikan pesantren di desa Loram, Kudus, Jawa Tengah.
Sunan Kudus menjadi ulama besar di daerah
Kudus. Ia diberi gelar Wali Al-Ilmi atau orang yang berilmu luas oleh wali-wali
lain. Sunan Kudus memiliki peran besar dalam pemerintahan Kesultanan Demak.
Beliau banyak berdakwah di semua kalangan dari masyarakat biasa sampai ke
kalangan pejabat dan penguasa.
Sunan Kudus diperkirakan wafat pada tahun 5
Mei 1550. Beliau dimakamkan di kota Kudus, Jawa Tengah sesuai tempat dakwahnya.
Sunan Giri
Nama
asli :
Raden Ainul Yaqin
Nama julukan :
Raden Paku, Prabu Satmata, Sultan Abdul Faqih dan Joko Samudro
Daerah penyebaran Islam :
Gresik, Madura, Lombok, Kalimantan, Sulawesi dan Maluku
Peninggalan dan Hasil Karya : Permainan Jelungan, gendi ferit, jor, gula
anti, cublak-cublak suweng, lir ilir, Gending Asmarandana dan pucung
Sunan Giri menjadi salah satu nama-nama
Walisongo. Nama asli Sunan Giri adalah Raden Paku atau Muhammad Ainul Yaqin.
Beliau adalah putra Maulana Ishaq, ulama dari Pasai, Malaka. Sunan Giri
merupakan keturunan ke-23 Nabi Muhammad SAW.
Sunan Giri lahir pada tahun 1442. Ia merupakan
murid Sunan Ampel dan saudara seperguruan Sunan Bonang. Beliau sempat berguru
pada ayahnya juga di Pasai, Malaka dan setelah ayahnya wafat, Sunan Giri
menggantikan ayahnya mengajar.
Ia mendirikan pemerintahan mandiri Giri
Kedaton di Gresik. Nantinya tempat itu menjadi pusat dakwah Islam di Jawa yang
memiliki pengaruh sampai wilayah Indonesia bagian timur.
Sunan Giri diperkirakan wafat pada tahun 1506.
Beliau dimakamkan di Desa Giri, Keboman, Gresik sesuai dengan tempat dakwahnya.
Sunan Kalijaga
Nama
asli :
Raden Said
Nama julukan :
Lokajaya, Syekh Malaya, Pangeran Tuban dan Raden Abdurrahman
Daerah penyebaran Islam :
Kadilangu, Demak
Peninggalan
dan Hasil Karya : Wayang Purwa,cerita
pewayangan ,Jamus Kalisada, babat alas wonomarto, wahyu tohjali, dsb
Sunan Kalijaga menjadi salah satu nama
Walisongo yang cukup terkenal. Nama asli Sunan Kalijaga adalah Raden Said.
Beliau adalah anak Tumenggung Wilatikta atau Radeh Sahur yang merupakan adipati
Tuban yang sempat memimpin pemberontakan Ronggolawe di zaman Majapahit.
Sunan Kalijaga lahir pada tahun 1455. Ia
merupakan murid dari Sunan Bonang. Sunan Bonang mengajarkan pendidikan dan
ilmu-ilmu agama pada Sunan Kalijaga.
Sunan Kalijaga merupakan orang pribumi asli
sehingga lebih efisien dalam berdakwan ke masyarakat. Dakwah Sunan Kalijaga
kerap dikombinasikan dengan kesenian wayang dan gamelan agar mudah diterima
masyarakat. Ia menyelipkan budaya Jawa pada dakwah Islamnya.
Sunan Kalijagar diperkirakan wafat pada tahun
1586. Artinya beliau diperkirakan hidup selama 131 tahun. Makam Sunan Kalijaga
ada di desa Kadilangu, kota Demak, provinsi Jawa Tengah.
Sunan Muria
Nama
asli :
Raden Umar Said
Nama julukan :
–
Daerah penyebaran Islam :
Muria, Kudus
Peninggalan
dan Hasil Karya : Tembang dakwah Sinom
dan Kinanti
Sunan Muria termasuk salah satu dari nama 9
Wali Songo. Nama asli Sunan Muria adalah Raden Umar Said. Beliau merupakan anak
dari Sunan Kalijaga dan istrinya Dewi Sarah.
Sunan Muria berdakwah menggunakan metode
ayahnya, yaitu menggabungkan unsur kebudayaan Jawa dengan ajaran Islam. Hal ini
agar dakwahnya lebih mudah diterima oleh masyarakat sekitar. Selain mengajarkan
ilmu agama, Sunan Muria juga mengajarkan keterampilan lain seperti bercocok
tanam dan ramah tamah.
Beliau memilih tempat dakwah yang agak
terpencil yakni di gunung Muria di daerah Muria, Jawa Tengah. Jalur dakwah
Sunan Muria pun menyebar di wilayah sekitarnya seperti Jepara, Kudus dan Pati
yang rata-rata berupa wilayah pedesaan atau pesisir.
Sunan Muria diperkirakan wafat pada tahun
1551. Makam Sunan Muria terletak di daerah Muria, Jawa Tengah selaku pusat
tempatnya berdakwah.
Sunan Gunung Jati
Nama
asli :
Syarif Hidayatullah Al-Khan
Nama julukan :
–
Daerah penyebaran Islam :
Cirebon, Banten dan Demak
Peninggalan
dan Hasil Karya : Situs kerajaan Banten
Urutan nama-nama Wali Songo berikutnya adalah
Sunan Gunung Jati. Nama asli Sunan Gunung Jati adalah Syarif Hidayatullah.
Beliau adalah anak dari Syarif Abdullah Umdatuddin dan keturunan dari bangsawan
Timur Tengah. Beliau hijrah ke tanah Jawa karena teinspirasi perjalanan dakwah
Sunan Gresik.
Sunan Gunung Jati lahir tahun 1448. Ia memilih
kota Cirebon sebagai pusat dakwahnya yang kemudian menjadi Kesultanana Cirebon.
Di sana Sunan Gunung Jati mendirikan pondok pesantren untuk mengajarkan
ajaran Islam pada masyarakat sekitar dengan penyampaian yang lugas khas Timur
Tengah.
Agar lebih mudah dipahami, Sunan Gunung
Jati juga menggabungkan budaya Jawa pula. Beliau juga sempat dianugerahi gelar
Raja Cirebon ke-2 dengan gelar Maulana Jati.
Sunan Gunung Jati kemudian wafat pada tahun
1568. Beliau diperkirakan wafat pada usia 120 tahun. Makam Sunan Gunung
Jati terletak di Gunung Jati, Cirebon.